1. Jumlah Aktiva Bank Umum dan BPR
Jumlah aktiva Bank Umum dan BPR di Kota Surabaya pada bulan April 2010 sebesar Rp. 141,52 triliun atau mengalami pertumbuhan sebesar 1,03 persen dibanding bulan Maret 2010. Jumlah aktiva mengalami peningkatan setelah dua bulan sebelumnya mengalami penurunan.
2. Posisi simpanan masyarakat di Bank Umum dan BPR
Jumlah simpanan masyarakat dalam rupiah dan valas pada bulan Mei 2010 sebesar Rp. 112,74 triliun atau tumbuh 1,88 persen dibanding jumlah simpanan pada April 2010 sebesar Rp. 110,66 triliun. Simpanan masyarakat di Bank terdiri dari jumlah simpanan berjangka sebesar Rp 57,07 triliun, tabungan sebesar Rp. 33,56 triliun dan giro sebesar Rp. 22,10 triliun. Porsi terbesar adalah simpanan berjangka sebesar 51 persen dari total simpanan masyarakat. Jumlah Simpanan Berjangka, Giro dan Tabungan untuk Mei 2010 masing-masing tumbuh sebesar 0,12 persen, 5,94 persen dan 2 persen dibanding jumlah bulan April.
3. Posisi pinjaman yang disalurkan Bank Umum dan BPR
Pinjaman yang disalurkan Bank Umum dan BPR berdasarkan lokasi proyek yang ada di Surabaya pada bulan Mei 2010 sebesar Rp. 59,63 triliun yang disalurkan untuk kegiatan ekonomi di berbagai sektor. Jumlah tersebut meningkat sebesar 3,12 triliun (5,52 persen) dari jumlah bulan April 2010. Sektor perindustrian, sektor perdagangan dan sektor lain-lain mendapat alokasi dana pinjaman yang terbesar dibanding sektor lain yaitu sebesar 29,02 persen, 24,22 persen dan 25,44 persen. Jumlah pinjaman yang disalurkan untuk sektor perindustrian, sektor lain-lain dan sektor perdagangan masing-masing sebesar Rp. 17,30 triliun, Rp. 15,17 triliun dan Rp. 14,45 triliun. Posisi pinjaman untuk sektor perindustrian tumbuh 16,68 persen, sedangkan sektor perdagangan tumbuh 1,44 persen. Tingginya pertumbuhan kredit untuk sektor perindustrian mencerminkan bahwa pelaku sektor industri membutuhkan pendanaan untuk ekspansi produksi.
Ditinjau dari penggunaannya, pinjaman yang digunakan untuk modal kerja pada Bulan Mei 2010 mencapai Rp. 37,42 triliun atau sebesar 63 persen dari total pinjaman. Selain pinjaman modal kerja, pinjaman disalurkan untuk konsumsi dan investasi. Pada Februari 2010, jumlah pinjaman konsumsi sebesar Rp. 13,24 triliun atau 22 persen dari total pinjaman dan jumlah pinjaman investasi mencapai Rp. 8,96 triliun atau 15 persen dari total pinjaman. Ketiga pinjaman tersebut menunjukkan peningkatan dibanding jumlah bulan April. Jumlah pinjaman modal kerja, investasi dan konsumsi pada bulan April mengalami kenaikan masing-masing sebesar 6,3 persen, 4,5 persen dan 4,1 persen. Secara total, pinjaman yang diberikan bank untuk bulan Mei 2010 meningkat sebesar 5,5 persen dibanding periode sebelumnya.
4. Posisi Kredit Mikro, Kecil, dan Menengah (MKM) yang diberikan Bank Umum dan BPR
Jumlah kredit Mikro Kecil dan Menengah (MKM) yang disalurkan pada bulan Mei 2010 sebesar Rp. 29,75 triliun atau meningkat sebesar 1,1 persen dibanding bulan sebelumnya. Kredit ini terdiri dari kredit usaha mikro, kredit usaha kecil dan kredit usaha menengah. Klasifikasi Kredit mikro adalah kredit yang besarnya sampai dengan Rp. 50 juta, kredit kecil adalah kredit yang besarnya >Rp. 50 juta - Rp. 500 juta dan kredit menengah adalah kredit dengan jumlah >Rp. 500 juta – Rp.5 miliar. Untuk bulan Mei 2010, jumlah kredit mikro yang disalurkan mencapai Rp. 5,13 triliun, jumlah kredit kecil sebesar Rp. 9,03 triliun dan jumlah kredit menengah sebesar Rp. 15,57 triliun. Jumlah kredit mikro yang disalurkan pada bulan Mei 2010 meningkat sebesar 1,9 persen dibanding periode sebelumnya. Sedangkan jumlah kredit kecil dan menengah masing-masing tumbuh 2,5 persen dan 0,1 persen. Selama bulan Mei, komposisi kredit MKM terdiri dari kredit menengah sebesar 53 persen, kredit kecil sebesar 30 persen dan kredit mikro sebesar 17 persen.
Dilihat menurut tujuan penggunaannya, kredit MKM yang digunakan untuk modal kerja pada Mei 2010 sebesar Rp. 14,83 triliun atau sebesar 50 persen dari total kredit MKM yang disalurkan. Selanjutnya jumlah kredit untuk konsumsi mencapai Rp. 12,47 triliun atau sebesar 42 persen dari total kredit MKM. Kemudian, jumlah kredit investasi sebesar Rp. 2,43 triliun atau sebesar 8 persen dari total kredit MKM. Kredit MKM lebih berkualitas karena sebesar 50 persennya digunakan untuk kebutuhan modal kerja dan tidak didominasi untuk penggunaan konsumsi. Kredit modal kerja di Surabaya bulan Mei 2010 mengalami perkembangan sebesar 3 persen dibanding dengan bulan sebelumnya dimana kredit modal kerja dan konsumsi masing-masing tumbuh sebesar 3,2 persen
Kredit MKM berdasarkan sektor pengguna terbesar adalah sektor lain-lain dengan nilai kredit 13,66 triliun atau 45,93 persen dari total kredit MKM. Diikuti oleh kredit kepada sektor perdagangan dengan nilai 8,35 triliun atau 28,09 persen dari total dan kredit perindustrian dengan kredit sebesar 3,63 triliun atau sebesar 12,22 persen. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh kredit dfi sektor perindustrian sebesar 9,75 persen dibanding bulan April 2010 diikuti oleh pertumbuhan sektor konstruksi sebesar 9,74 persen. Naiknya kredit pada sektor konstruksi mencerminkan kegiatan proyek pembangunan di Surabaya sedang mengalami peningkatan.
Sumber: SEKD Jawa Timur, Bank Indonesia Juni 2010, diolah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar