Numpang di Loko

Numpang di Loko
Naik Loko BB di Dipo Ps Turi. Dibelakangnya ada loko CC putih

Jumat, 02 Juli 2010

Laporan Inflasi Surabaya Bulan Juni 2010

1. Inflasi Surabaya, Jawa Timur dan Nasional

Berdasarkan hasil pemantauan dan pendataan yang dilakukan Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap harga barang dan jasa di pasar tradisional dan pasar modern di Indonesia pada bulan Juni 2010 diperoleh kesimpulan bahwa terjadi inflasi di Kota Surabaya, Jawa Timur dan Nasional. Seperti pada Tabel 1, Kota Surabaya mengalami inflasi 0,76%. Kemudian di Jawa Timur terjadi inflasi sebesar 0,92% dan secara Nasional inflasi sebesar 0,97%. Inflasi Surabaya masih lebih rendah dibanding rata-rata inflasi Jatim maupun Nasional. Inflasi Surabaya secara kumulatif selama Januari-Juni 2010 mencapai 1,93%, Jatim sebesar 2,15% dan Nasional sebesar 2,42%. Inflasi bulan Juni secara year on year (y-o-y) menunjukkan Surabaya mengalami inflasi sebesar 4,70%, Jatim inflasi 4,85% dan Nasional inflasi 5,05%. Jika inflasi tetap stabil maka pada akhir tahun kemungkinan Surabaya dapat mencapai inflasi dibawah 5%.

Tabel 1. IHK dan Tingkat Inflasi Surabaya, Jawa Timur dan Nasional Bulan Juni 2010

Surabaya

Jawa Timur

Nasional

Inflasi Bulan Juni (%)

0,76

0,92

0,97

Inflasi kumulatif Januari s/d Juni (%)

1,93

2,15

2,42

Inflasi year on year Bulan Juni (%)

4,70

4,85

5,05

Indeks Harga Konsumen Bulan Juni

117,31

119,25

119,86

2. Inflasi 10 Kota di Jawa Timur

Dari 10 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan Juni 2010 ini, tercatat 10 kota mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Banyuwangi sebesar 1,45%. Inflasi yang terjadi di Surabaya relatif lebih rendah dibanding enam kota lain di Jatim yaitu Probolinggo, Kediri, Tuban, Banyuwangi, Tulungagung dan Jember, sebagaimana terlihat pada Tabel 2. Pada Tabel 2 terlihat bahwa inflasi yang paling rendah di Jatim terjadi di Madiun sebesar 0,64%. Secara umum, terjadinya inflasi pada bulan ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditi pada kelompok sandang dan kelompok bahan makanan. Naiknya kelompok sandang kemungkinan diakibatkan pola belanja masyarakat yang sedang membelanjakan uangnya pada momen liburan sekolah selama bulan Juni. Komoditas yang sangat mempengaruhi juga relatif sama di semua kota yaitu emas perhiasan dari kelompok sandang dan sayur-sayuran dan daging dari kelompok bahan makanan. Demikian juga dari penghambat inflasi, komoditas pada kelompok perawatan jasmani dan kosmetik, kelompok perlengkapan rumah tangga, kelompok kacang-kacangan dan kelompok minuman minuman tidak beralkohol mengalami penurunan harga yang menghambat tingkat inflasi. Komoditas gula pasir dan besi beton tercatat merupakan penghambat inflasi di semua kota.

Kumulatif inflasi Bulan Januari-Juni 2010 di kota Surabaya mencapai 1,93%. Inflasi kumulatif Banyuwangi sebesar 2,67% tertinggi di Jatim. Sedangkan kumulatif inflasi Surabaya sebesar 1,93% adalah yang terendah di Jatim, sebagaimana pada Tabel 2. Dilihat dari inflasi year-on-year (Juni 2010 terhadap Juni 2009) di 10 kota di Jatim, tinflasi terendah terjadi di Malang sebesar 4,21% dan tertinggi di Tulungagung sebesar 5,96%. Sedangkan inflasi y-o-y Surabaya sebesar 4,70% lebih rendah dari inflasi kumulatif Tulungagung, Banyuwangi, Kediri, dan Probolinggo.

Tabel 2. Inflasi 10 Kota di Jatim Bulan Juni 2010

Kota

Inflasi Juni

Kumulatif (Jan-Juni)

y-o-y

Jember

1,31%

1,97%

4,55%

Tulungagung

1,03%

2,47%

5,96%

Banyuwangi

1,45%

2,67%

5,55%

Tuban

1,16%

2,03%

4,64%

Sumenep

0,70%

1,96%

4,34%

Kediri

1,27%

2,59%

5,32%

Malang

0,74%

2,24%

4,21%

Probolinggo

0,98%

2,55%

5,48%

Madiun

0,64%

1,99%

4,40%

Surabaya

0,76%

1,93%

4,70%

3. Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa

Dari 6 ibukota provinsi di pulau Jawa pada bulan Juni 2010, semua mengalami inflasi. Inflasi tertinggi di Serang sebesar 1,46% dan terendah di Bandung sebesar 0,25%. Sedangkan Yogyakarta mengalami inflasi tinggi yaitu 1,26% dibanding bulan sebelumnya sebesar 0,34%. Naiknya inflasi Yogyakarta diperkirakan akibat puncak liburan yang terjadi selama Juni sehingga di Yogyakarta sangat penuh oleh wisatawan. Dilihat dari inflasi kumulatif selama Januari – Juni 2010, inflasi tertinggi terjadi di Yogyakarta sebesar 2,67% dan inflasi terendah di Bandung sebesar 1,32%. Kumulatif inflasi Surabaya lebih rendah dibanding Yogyakarta, Semarang, Serang dan Jakarta. seperti pada Tabel 3

Tabel 3. Inflasi Ibukota Propinsi di Pulau Jawa Bulan Juni 2010

Kota

Inflasi Juni

Kumulatif (Jan-Juni)

Jakarta

0,73%

2,14%

Serang

1,46%

2,19%

Bandung

0,25%

1,32%

Semarang

0,84%

2,25%

Yogyakarta

1,26%

2,67%

Surabaya

0,76%

1,93%

4. Komoditi Penyumbang Inflasi dan Deflasi di Kota Surabaya

Inflasi bulan Juni 2010 di Kota Surabaya dipicu oleh naiknya harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks dari sebagian besar kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok pendidikan, rekreasi dan olahraga dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Sedangkan kelompok makanan jadi, minuman, rokok dan kelompok kesehatan mengalami penurunan indeks harga atau terjadi deflasi. Pada bulan Juni 2010, inflasi kelompok bahan makanan sebesar 3,13%, inflasi kelompok perumahan sebesar 0,11%, inflasi kelompok sandang sebesar 2,12%, kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga inflasi 0,03% dan inflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,01%. Sedangkan deflasi terjadi pada kelompok makanan jadi, minuman, rokok sebesar 0,14% dan kelompok kesehatan sebesar 0,03%, selengkapnya pada Tabel 4. Inflasi Kelompok bahan makan terutama dipicu oleh kenaikan harga bumbu-bumbuan sebesar 12,71%, harga sayur-sayuran naik 4,67% dan bahan makanan lainnya.

Beberapa komoditi penyumbang inflasi Surabaya antara lain Emas perhiasan, daging ayam ras, cabe rawit, beras, telur ayam ras, cabe merah, bawang merah, wortel, alpukat, dan rokok kretek filter. Harga Cabe merah pada bulan Juni mengalami kenaikan 39,42%, harga cabe rawit naik 64,82%, dan harga wortel naik 36,10%. Beberapa komoditi penyumbang deflasi di Surabaya antara lain gula pasir, tomat sayur, bayam, bensin, kompor, kangkung, tomat buah, tarif kereta api, mesin cuci, dan besi beton. Harga tomat sayur turun sebesar 12,30%, harga tomat buah turun 12,16%, dan bayam turun 11,03% seperti pada tabel 5.

Tabel 4. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa Bulan Juni 2010 di Surabaya

Kelompok Barang dan Jasa

Inflasi

Bahan makanan

3,13%

Makanan jadi, minuman, rokok

-0,14%

Perumahan

0,11%

Sandang

2,12%

Kesehatan

-0,03%

Pend, Rekreasi dan Olah raga

0,03%

Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan

0,01%

Tabel 5. Komoditi Penyumbang Inflasi dan Deflasi Bulan Juni 2010 di Surabaya

Komoditi Penyumbang Inflasi

Komoditi Penyumbang Deflasi

Jenis Komoditi

Perubahan Harga

Jenis Komoditi

Perubahan Harga

Emas perhiasan

4,85%

Gula pasir

-6,84%

Daging ayam ras

10,59%

Tomat sayur

-12,30%

Cabe rawit

64,82%

Bayam

-11,03%

Beras

2,32%

Bensin

-0,31%

Telur ayam ras

12,13%

Kompor

-4,90%

Cabe merah

39,42%

Kangkung

-3,97%

Bawang merah

15,42%

Tomat buah

-12,16%

Wortel

36,10%

Tarif kereta api

-0,98%

Alpukat

54,09%

Mesin cuci

-2,01%

Rokok kretek filter

1,42%

Besi beton

-2,98%

Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Jatim Bulan Juni 2010, diolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar