1. Laporan Survei Konsumen Triwulan I-2010
Hasil survei konsumen periode Maret 2010 menunjukkan indikasi penurunan keyakinan konsumen masyarakat di kota Surabaya. Pendorong utama penurunan indeks ini adalah menurunnya optimisme responden atas ekspektasi penghasilan dan ekspektasi kondisi ekonomi dalam 6 bulan kedepan. Nilai indeks keyakinan konsumen (IKK) pada survei konsumen bulan Maret mengalami penurunan sebesar 1,4 poin dari 100,8 pada bulan Februari menjadi 99,4 pada bulan Maret. Menurunnya tingkat keyakinan ini disebabkan oleh menurunnya ekspektasi konsumen atas kondisi ekonomi 6 bulan yang akan datang hingga 6,3 poin.
Indeks Kondisi Ekonomi Saat Ini (IKE) mengalami kenaikan sebesar 3,5 poin dari 89,3 di bulan Februari menjadi 92,7 di bulan Maret. Kenaikan IKE terutama dipicu oleh naiknya Indikator Saat ini merupakan saat yang tepat membeli barang tahan lama. Sedangkan indikator penghasilan saat ini dan ketersediaan lapangan kerja mengalami penurunan.
Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) menunjukkan nilai yang menurun sebesar 6,3 poin, dari 112,3 pada bulan Februari menjadi 106,1 pada bulan Maret. Penurunan IEK disebabkan oleh penurunan indikator ekspektasi penghasilan, disusul oleh indikator ekspektasi kondisi ekonomi dan ekspektasi ketersediaan lapangan kerja.
2. Laporan Survei Penjualan Eceran Triwulan I-2010
Indeks riil survey penjualan eceran pada survey periode Maret 2010 ini mengalami kenaikan 7,5 poin dibandingkan pada periode sebelumnya. Jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya, indeks riil penjualan eceran mengalami kenaikan hingga 16,9% yang menunjukkan adanya pertumbuhan penjualan eceran yang cukup tinggi sepanjang tahun ini. Hampir semua kelompok komoditas mengalami kenaikan indeks dengan kenaikan tertinggi pada sektor konstruksi dan suku cadang. Kelompok komoditas peralatan tulis pada bulan Maret mengalami penurunan penjualan lebih disebabkan oleh cukup seringnya hujan yang berakibat pada penurunan pengunjung dan pembelian.
3. Survei Kegiatan Dunia Usaha Triwulan I-2010
Hasil Survei Kegiatan Dunia Usaha pada triwulan I-2010 mengindikasikan terjadinya kontraksi usaha yang tercermin dari nilai Saldo Bersih Tertimbang (SBT) sebesar -1,5%. Pada triwulan I-2010 di Jatim tercatat hampir seluruh sektor mengalami penurunan usaha kecuali sektor pertanian, perkebunan, peternakan dan kehutanan yang naik cukup signifikan (SBT 10,2%). Kontraksi terbesar terjadi pada sektor Industri Pengolahan dengan nilai SBT sebesar -4,8%. Penurunan kegiatan usaha disebabkan oleh turunnya permintaan dalam negeri ataupun luar negeri, terlebih terjadi pada sektor Industri Pengolahan yang kebanyakan berorientasi ekspor.
Pada triwulan II-2010 responden memperkirakan akan ada peningkatan kegiatan usaha (SBT 35,4%) yang didorong oleh peningkatan kegiatan usaha disektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran, Sektor Industri Pengolahan dan Sektor Pengangkutan dan Komunikasi serta Sektor Keuangan dan Jasa. Diperkirakan pula peningkatan kegiatan usaha pada triwulan depan dipengaruhi oleh meningkatnya permintaan dalam negeri dan adanya faktor musiman (haril besar dan liburan).
Tabel 1. Perkembangan Kegiatan Usaha (SBT)
No | Sektor | 2009 | 2010 | ||||
| Realisasi | Tw I | Tw II | Tw III | Tw IV | Tw I | Tw II* |
1 | Pertanian | 5,45 | -0,51 | 2,64 | 0,24 | 10,24 | 3,57 |
2 | Pertambangan | 1,05 | 1,97 | 1,97 | -1,97 | 0 | 0 |
3 | Industri Pengolahan | -6,29 | 6,11 | 2,57 | 6,48 | -4,82 | 9,5 |
4 | Listrik, Gas dan Air Bersih | 0 | 1,5 | 1,39 | 1,5 | -0,07 | 0,19 |
5 | Konstruksi | -1,01 | -1,52 | -1,29 | 0,6 | -2,32 | 1,55 |
6 | Perdagangan, Hotel dan Restoran | 0,66 | 5,61 | 9,98 | -4,3 | -1,75 | 10,16 |
7 | Pengangkutan dan Komunikasi | -0,09 | 4,75 | 1,27 | 1,44 | -2,4 | 4,09 |
8 | Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan | 1,09 | 1,26 | 0 | 1,65 | -0,33 | 2,65 |
9 | Jasa-Jasa | 0,24 | 0,38 | -0,07 | 0,77 | 0 | 3,71 |
| Total Seluruh Sektor | 1,1 | 19,55 | 18,54 | 6,47 | -1,46 | 35,41 |
*) perkiraan
4. Dampak AC-FTA Terhadap Industri Jawa Timur
Berdasarkan quick survey terkait ACFTA, didapatkan bahwa persepsi pengusaha terhadap usahanya dengan adanya AC-FTA pada triwulan I-2010 secara umum positif. Dengan diberlakukannya AC-FTA, dari 343 responden sebanyak 30% menyatakan akan berdampak pada perusahaannya dan sebaliknya yang menyatakan tidak berdampak sebanyak 70%.
Strategi yang akan dilakukan responden dalam menghadapi AC-FTA adalah melakukan differensiasi produk (45,6%), melakukan penyesuaian orientasi penjualan (67%), melakukan investasi baru dan penggantian (29,1%) maupun melakukan penyesuaian jam kerja (6,8%). Kebijakan yang diharapkan dari pemerintah untuk mengantisipasi dampak dari berlakunya AC-FTA antara lain adalah pembiayaan dengan suku bunga yang lebih terjangkau oleh perbankan (67%), stimulus pemerintah dalam bentuk kemudahan perijinan dan pajak (65%), maupun stimulus pemerintah dalam bentuk peningkatan subsidi (33%).
Tabel 2. Strategi Menghadapi ACFTA dan Kebijakan Yang Diambil
Strategi Menghadapi ACFTA | |
diferensiasi produk | 45,6% |
penyesuaian jam kerja | 6,8% |
penyesuaian orientasi penjualan | 67,0% |
investasi | 29,1% |
Kebijakan yang diharapkan dari pemerintah | |
subsidi pemerintah | 33,0% |
kemudahan perijinan dan pajak | 65,0% |
pembiayaan dengan suku bunga terjangkau | 67,0% |
Sumber: Laporan Survey Kantor Bank Indonesia Surabaya Triwulan I-2010
Tidak ada komentar:
Posting Komentar