Numpang di Loko

Numpang di Loko
Naik Loko BB di Dipo Ps Turi. Dibelakangnya ada loko CC putih

Jumat, 07 Mei 2010

Hasil Survey Konsumen Oleh Bank Indonesia

A. Survei Konsumen

Indeks Keyakinan Konsumen (IKK), Indeks Kondisi Ekonomi (IKE) maupun Indeks Ekspektasi Konsumen (IEK) mengalami penurunan untuk bulan Desember. IKK turun 4,9 poin dari 101,2 pada bulan November menjadi 96,3 (Desember) terutama disebabkan oleh kurang tepatnya saat ini untuk membeli barang tahan lama, dan menurunnya optimisme responden terhadap kondisi ekonomi enam bulan kedepan, menurunnya ekspektasi penghasilan dan menurunnya ekspektasi kondisi ekonomi.

Jumlah tabungan untuk saat ini dan enam bulan ke depan diperkirakan mengalami penurunan meskipun suku bunga simpanan mengalami kenaikan. Ketersediaan barang dan jasa masih tetap terjaga walaupun mengalami penurunan dibanding bulan sebelumnya. Menurut ekspektasi responden, dalam tiga bulan ke depan diperkirakan akan ada kenaikan harga-harga.

B. Survei Penjualan Eceran

Indeks riil survei penjualan eceran bulan Januari 2010 mengalami kenaikan sebesar 4 poin dibandingkan bulan Nopember 2009. Kenaikan indeks riil penjujalan eceran dari 97,7 (Nopember 2009) menjadi 101,6 pada bulan Januari 2010 disebabkan oleh adanya musim natal dan tahun baru yang diikuti oleh kenaikan permintaan pada beberapa sektor usaha. Secara tahunan nilai indeks riil penjualan eceran menunjukkan adanya peningkatan sebesar 14% yang menunjukkan adanya penguatan ekonomi domestik walau terjkadi krisis global 2009.

Pembelian pakaian, suku cadang dan makan, minuman dan tembakau menjadi penyumbang terbesar kenaikan nilai indeks. Ekspektasi terhadap harga pada 3 dan 6 bulan ke depan cenderung mengalami kenaikan dari periode sebelumnya. Proyeksi 3 bulanan maupun 6 bulanan menunjukkan arah yang sama yang mengindikasikan adanya tekanan harga pada 3 dan 6 bulan kedepan.

Tren ekspektasi suku bunga kredit dalam 3 bulan ke depan menunjukkan adanya penurunan, sedangkan untuk ekspektasi suku bunga dalam 6 bulan yang akan datang menurut responden cenderung naik. Penurunan masih mengikuti sinyal penurunan suku bunga tabungan.

Ekspektasi total penjualan periode 3 bulan ke depan diperkirakan mengalami penurunan, berbeda dengan proyeksi menggunakan pendekatan 6 bulan ke depan yang cenderung naik walau masih menunjukkan nilai yang rendah. Perkiraan penjualan pada 6 bulan ke depan diperkirakan akan mengalami kenaikan.

C. Survei Kegiatan Dunia Usaha

Indeks Survei Kegiatan Usaha (SKDU) Jawa Timur Triwulan IV-2009 mengindikasikan bahwa kegiatan ekonomi relatif masih tumbuh meskipun melambat dibandingkan dengan triwulan sebelumnya. Hampir sleuruh sektor mengalami peningkatan kegiatan usaha, kecuali di sektor Pertambangan dan Sektor Perdagangan. Peningkatan usaha disebabkan naiknya permintan dalam negeri, membaiknya situasi pasar dan adanya hari besar terutama natal dan tahun baru yang cukup mendorong kegiatan usaha.

Sektor Industri Pengolahan menjadi penyumbang terbesar dalam peningkatan kegiatan usaha di triwulan IV 2009 dengan seumbangan sebesar 6,5 poin, disusul oleh Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan (1,7 poin), Sektor Listrik, Air Bersih dan Gas (1,5 poin), dan Sektor Pengankutan dan Komunikasi (1,4 poin). Sektor Perdagangan sebagai salah satu sektor penggerak ekonomi di Jawa Timur mengalami kontraksi usaha lebih disebabkan oleh cukup tingginya ekspansi usaha pada triwulan sebelumnya yang disebabakan oleh adanya Idul Fitri, sehingga kegiatan usaha di Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran relatif menurun dibanding triwulan sebelumnya.

Tabel 1. Perkembangan Kegiatan Usaha (Indeks SBT)

No

Sektor

2009

2010

Realisasi

Tw I

Tw II

Tw III

Tw IV

Tw I

1

Pertanian

5,45

-0,51

2,64

0,24

5,22

2

Pertambangan

1,05

1,97

1,97

-1,97

0

3

Industri Pengolahan

-6,29

6,11

2,57

6,48

0,31

4

Listrik, Gas dan Air Bersih

0

1,5

1,39

1,5

1,35

5

Konstruksi

-1,01

-1,52

-1,29

0,6

1,97

6

Perdagangan, Hotel dan Restoran

0,66

5,61

9,98

-4,3

7,18

7

Pengangkutan dan Komunikasi

-0,09

4,75

1,27

1,44

2,3

8

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

1,09

1,26

0

1,65

1,13

9

Jasa-Jasa

0,24

0,38

-0,07

0,77

5,61

Total Seluruh Sektor

1,1

19,55

18,54

6,47

24,46

D. Survei Harga Properti Residensial

Pada Triwulan IV-2009 ini, rata-rata harga properti residensial mengalami sedikit kenaikan jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, yaitu hanya naik sebesar 0,2 persen dari nilai sebelumnya sebesar 0,7 persen. Kenaikan bahan bangunan, biaya perijinan yang relatif mahal dan kenaikan biaya upah menjadi faktor penyebab kenaikan harga. Namun masih rendahnya daya beli, tidak memungkinakan pengembang untuk menaikkan harga lebih tinggi dari yang diharapkan.

Ekspektasi total penjualan periode tiga bulan ke depan diperkirakan mengalami penurunan, berbeda arah dengan proyeksi menggunakan pendekatan enam bulan kedepan yang cenderung naik walau masih menunjukkan nilai yang rendah. Perkiraan penjualan pada enam bulan ke depan diperkirakan akan mengalami kenaikan.

Tabel 2. Rata-Rata Jumlah Penjualan Properti Residensial di Jatim

Ukuran

Tw IV-2008

Tw IV-2009

Perubahan (Y-o-y)

Kecil (36 m2)

41

40

-2,40%

Menengah (>36m2-70m2)

19

13

-31,60%

Besar (≥70m2)

7

4

-42,90%

Total Rata-Rata

22

19

-14,90%

E. Survei Remitansi TKI

Total transfer dana (remittance) TKI melalui bank-bank di Jawa Timur pada triwulan IV_2009 tercatat sebesar Rp. 721 miliar atau mengalami pertumbuhan negatif sebesar 4,5 persen secara tahunan. Jika dibandingkan dengan triwulan sebelumnya, nilai remittansi juga mengalami pertumbuhan negatif sebesar 14 persen. Jumlah transaksi yang terjadi pada triwulan IV-2009 adalah sebanyak 95 ribu transaksi atau meningkat 6,3 persen dibandingkan triwulan sebelumnya (89 ribu transaksi). Pada triwulan IV-2009, rata-rata besarnya dana TKI yang ditransfer melalui bank adalah Rp. 7,6 juta per transaksi, lebih rendah dibandingkan rata-rata transfer dana TKI triwulan sebelumnya sebesar Rp. 9,4 juta pertransaksi.

Daerah yang menjadi tujuan pengiriman remittance terbesar pada triwulan IV-2009 adalah Kota Surabaya dengan share 25,9 persen dari total nilai remitansi, diikuti oleh Pamekasan sebesar 9,4 persen dan Sumenep dengan sumbangan 8,1 persen, kemudian Malang sebesar 7,8 persen, disusul berturut-turut oleh Madiun (7,2 persen), Jember (5,1 persen), Tulungagung (4,9 persen), Banyuwangi (4,5 persen), Ponorogo (4,1 persen), dan Sidoarjo (4,0 persen). Sepuluh daerah tersebut mampu menyumbang nilai remitansi TKI sebesar 80,81 persen dari total remitansi.

Dari asal transfer dana, proporsi terbesar berasal dari negara Amerika Serikat dengan total share mencapi 33,6 persen disusul oleh Arab Saudi dengan pangsa sebesar 31,4 persen dan Malaysia dengan pangsa sebesar 15,4 persen. Ketiganya menyumbang 80,4 persen dari nilai total remitansi TKI. Sisanya dihasilkan oleh negara-negara lainnya.

Sumber : Laporan Survey Kantor Bank Indonesia Surabaya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar