Numpang di Loko

Numpang di Loko
Naik Loko BB di Dipo Ps Turi. Dibelakangnya ada loko CC putih

Selasa, 04 Mei 2010

Inflasi Surabaya Bulan April 2010

1. Inflasi Surabaya, Jawa Timur dan Nasional
Berdasarkan hasil pemantauan Badan Pusat Statistik (BPS) terhadap perkembangan harga sejumlah barang dan jasa yang secara umum di konsumsi rumah tangga di pasar tradisional dan pasar modern di Surabaya, Jawa Timur dan Nasional pada bulan April 2010, besarnya inflasi di kota Surabaya sebesar 0.15 persen. Inflasi di Kota Surabaya juga dialami di Jawa Timur dan Nasional. Inflasi di Jatim dan Nasional masing-masing adalah 0,19 persen dan 0,15 persen. Untuk laju inflasi year on year Surabaya sebesar 3,55 persen, Jawa Timur sebesar 3,86 persen dan Nasional sebesar 3,91 persen. Inflasi Surabaya, Jatim dan Nasional dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 1. IHK dan Inflasi Surabaya, Jawa Timur dan Nasional April 2010
Surabaya Jawa Timur Nasional
Inflasi Bulan April (%) 0,15 0,19 0,15
Inflasi kumulatif Januari s/d April (%) 0,78 0,84 1,15
Inflasi year on year (%) 3,55 3,86 3,91
Indeks Harga Konsumen 115,99 117,73 118,37
Sumber: Badan Pusat Statistik
2. Inflasi 10 Kota di Jawa Timur
Dari 10 kota IHK di Jawa Timur, pada bulan April 2010 ini, tercatat 10 kota mengalami inflasi. Inflasi terendah terjadi di Probolinggo sebesar 0,02 persen. Inflasi yang terjadi di Surabaya relatif lebih rendah dibanding 6 kota lain di Jatim, sebagaimana terlihat pada Gambar 1. Terlihat pula pada gambar tersebut inflasi yang cukup rendah juga terjadi di Sumenep sebesar 0,10 persen dan Malang sebesar 0,14 persen. Secara umum, terjadinya deflasi pada bulan ini disebabkan oleh kenaikan harga komoditi kelompok bahan makanan, makanan jadi, perumahan, sandang, kesehatan dan transportasi.


Dilihat dari inflasi secara kumulatif, kumulatif inflasi sampai dengan bulan April 2010 di kota Surabaya mencapai 0,78 persen. Inflasi kumulatif tertinggi terjadi di Malang sebesar 1,14 persen, sedangkan kumulatif inflasi terendah terjadi di Jember sebesar 0,33 persen. Inflasi kumulatif Madiun, Malang, Kediri, Banyuwangi dan Tulungagung diatas inflasi kumulatif Surabaya.sebagaimana pada gambar 2.

Dilihat dari inflasi year-on-year (April 2010 terhadap April 2009) di 10 kota di Jatim, tingkat inflasi y-o-y untuk bulan April 2010 menunjukkan tingkat yang cukup tinggi. Inflasi y-o-y di Tulungagung sebesar 5,04 persen tertinggi dibanding dengan 9 kota lain di Jatim. Inflasi y-o-y yang terendah bulan Maret terjadi di Malang sebesar 3,46 persen. Inflasi Kota Surabaya terendah di jatim setelah Malang yaitu sebesar 3,55 persen.

3. Inflasi 6 Ibukota Provinsi di Pulau Jawa
Dari 6 ibukota provinsi di pulau Jawa pada bulan April 2010, sudah tidak terjadi deflasi. Enam ibukota propinsi di Jawa tercatat sudah mengalami inflasi yakni inflasi tertinggi terjadi di Semarang sebesar 0,37 persen dan inflasi terendah terjadi di Serang sebesar 0,03 persen sebagaimana terlihat pada Gambar 4.
Dilihat dari inflasi kumulatif bulan Januari – April 2010, inflasi tertinggi terjadi di Semarang sebesar 1,38 persen sedangkan terendah di Serang sebesar 0,34 persen. Inflasi kumulatif Surabaya untuk bulan April 2010 lebih baik dibanding dengan inflasi kumulatif Jakarta, Bandung, Semarang, dan Yogyakarta sebagaimana terlihat pada Gambar 5.




4. Komoditi Penyumbang Inflasi dan Deflasi di Kota Surabaya
Inflasi bulan April 2010 di Kota Surabaya dipicu oleh naiknya harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks dari sebagian besar kelompok pengeluaran yaitu kelompok bahan makanan, kelompok makanan jadi, kelompok perumahan, kelompok sandang, kelompok kesehatan, dan kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan. Pada bulan April 2010, inflasi kelompok bahan makanan sebesar 0,29 persen, inflasi kelompok makanan jadi, minuman, rokok sebesar 0,09 persen, inflasi kelompok perumahan sebesar 0,13 persen, inflasi kelompok sandang sebesar 0,33 persen, inflasi kelompok kesehatan sebesar 0,04 persen, dan inflasi kelompok transportasi, komunikasi dan jasa keuangan sebesar 0,11 persen. Sedangkan kelompok pendidikan, rekreasi dan olah raga mengalami deflasi sebesar -0,03 persen. Inflasi Kelompok bahan makan terutama dipicu oleh kenaikan harga telur, susu dan hasil-hasilnya, kenaikan harga sayur-sayuran, kenaikan harga buah-buahan, kacang-kacangan, dan bahan makanan lainnya.
Beberapa komoditi penyumbang inflasi Surabaya antara lain bawang putih, tomat sayur, jagung muda, gado-gado, emas perhiasan, bawang merah, telur ayam ras, rokok kretek, bandeng, dan jasa pemeliharaan (service). Harga Bawang merah pada bulan April mengalami kenaikan 21,49 persen, harga tomat sayur naik 28,77 persen, dan harga jagung muda naik 14,16 persen. Beberapa komoditi penyumbang deflasi di Surabaya antara lain beras, gula pasir, daging ayam ras, cabe rawit, minyak goreng, melon, udang basah, cumi-cumi, tempe, dan anggur. Harga cabe rawit turun sebesar 14,70 persen, harga cumi-cumi turun 10,03 persen, dan harga melon turun 9,83 persen. Selengkapnya dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Inflasi Kelompok Barang dan Jasa Bulan April 2010
Kelompok Barang dan Jasa Inflasi
Bahan makanan 0,29%
Makanan jadi, minuman, rokok 0,09%
Perumahan 0,13%
Sandang 0,33%
Kesehatan 0,04%
Pend, Rekreasi dan Olah raga -0,03%
Transportasi, Komunikasi dan Jasa Keuangan 0,11%

Tabel 2. Komoditi Penyumbang Inflasi dan Deflasi Bulan April 2010
Komoditi Penyumbang Inflasi Komoditi Penyumbang Deflasi
Jenis Komoditi Perubahan Harga Jenis Komoditi Perubahan Harga
Bawang putih 21,49% Beras -2,34%
Tomat sayur 28,77% Gula pasir -3,26%
Jagung muda 14,16% Daging ayam ras -3,12%
Gado-gado 5,55% Cabe rawit -14,70%
Emas perhiasan 0,81% Minyak goreng -1,98%
Bawang merah 7,39% Melon -9,83%
Telur ayam ras 2,43% Udang basah -3,70%
Rokok kretek 1,57% Cumi-cumi -10,03%
Bandeng 2,83% Tempe -1,51%
Pemeliharaan/service 2,77% Anggur -5,26%

Sumber: Berita Resmi Statistik, BPS Jatim Bulan April 2010, diolah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar